Tatkala

Pagi mulai bercerita

Senja menebar aroma ambisi

Aku lupa masa kini

Yang terbayang jaring-jaring masa lalu

Yang terlukis garis suram masa depan

Sedangkan tonggak-tonggak realitas

Dideru angin topan

Didera arus lautan kencang

 

Lalu

Siapakah sahabatku yang sejati

Pembimbing nuraniku

Penerompet suara jiwaku

Pengayom lika-liku hidupku

Dan

Di manakah sahabatku

Tempatku bercermin

Tempatku merenda kebenaran 

Tempatku menemukan jati diri

 

Yang pasti sahabatku yang sejati

Tak lain pengendalian diri

Sahabatku selalu ada

Di jembatan kejujuran

Di pohon cinta kasih

Di gunung ketabahan

Di sungai pantang menyerah

Di lautan keteguhan

Di bumi ketenangan

Di langit kedamaian